Jarum detik berputar dengan pasti
Kan berlalu saat waktunya tiba
Waktu merangkak dalam hidup
Yang menua tiada kiranya
Bila malam timbul gelap
Panas siang terangnya mentari
Terus saja tiada ubah
Tak tunda yang pasti adanya
Dilawan kan percuma jua
Jika detik memutar menit
Dan jam berputar pelannya
Hari beralih bulan dan matahari
Terus mengganti bulan demi tahunnya
Sejak hidup adalah berubah
Tak berarti semua
Kelak yang menahan ada rupanya
Kau tak lihat atau rasa
Walau saat kau Tanya
Kepada Tuhanmu sekalian
Di sujudmu setiap waktu
Bersama rintihan menerus
Tak temu kau jawabnya
Ketika hatimu resah hampa
Ingatlah ketika kau katakana
“Seberapa besar kau setia?”
Pada daku ini
Walau termenung sejenak
Menerka dengan bimbangku
Jika mulut beku
Hati tak akan mampu bisu
Saat kau Tanya lagi
Ia jawab dengan lugunya
“AKU SE-SETIA DIANTARA DUA HATI”
Lalu kau pun terpana
Menangis pilu dalam cinta
“Saat kau bimbang dalam perasaanmu kepadaku. Bimbang dengan kesetiaanku, ingatlah kati dariku yang tak akan terhapus dalam puisi ini. Seperti cintaku yang tak akan pernah terhapus oleh dua hati sekalipun.”
Karya : Sir Limada Iqbal
Tanggal : 18 Mei 2011
0 CommentSz:
Posting Komentar